Minggu, 09 November 2008

What I've learned from school?

Ayo berandai2. Misalkan kamu dulu nggak pernah disekolahkan ma ortu kamu, kira2 kamu sekarang jadi apa? Ya, ok2… kamu masih jadi manusia, nggak akan berubah jadi ulet, kepompong ato kupu2 yang lucu. Maksutku apa perbedaan yang paling kamu rasakan seandainya kamu nggak pernah sekolah?

Ya, sekolah ngajar kamu banyak hal. Kalo kamu bisa baca posting ini, sebagian besar ilmunya, kamu dapetkan dari sekolah, mulai dari ilmu membaca, ilmu berbahasa, sampe ilmu komputer. Kamu dapet banyak hal dari sekolah. Kamu boleh bangga kalo kamu isa sampe pada tahap ini (SMA ato kuliah ato bahkan udah lulus kuliah), buanyaaaakkk banget yang udah kamu dapetkan dari sekolah dan thanks God kamu masih tetep manusia walopun tiap hari dijejali ilmu… I’ll tell u friends, nggak pernah ada sepanjang sejarah manusia, bahwa manusia mati karena kebanyakan belajar. Nggak perna ada sepanjang sejarah manusia, bahwa manusia kena serangan jantung begitu dikasi soal2 trigonometri. Nggak pernah ada sepanjang sejarah manusia, bahwa manusia kena kanker otak setelah belajar hukum gravitasi-nya Newton. Ato mati mendadak setelah belajar akuntansi. See? Manusia didesain ma Tuhan untuk belajar. Dan salah satu sarana belajar kalo kamu masih muda adalah lewat sekolah. Jadi tetep sekolah dan belajar. Ok?

Posting selesai.

Ha? Selesai? Garink amat…?

Hehe2… nggak2.

It’s good for u to go to the best school in town. Sama sekali nggak salah kamu belajar keras di sekolah demi dapet ilmu (dan nilai bagus?). Aku, sebagai seorang pengajar, akan selalu encourage murid2ku untuk educate ur self. Tapi, kamu nyadar nggak bahwa sekolah nggak bisa ngajar semua hal yang kamu butuhkan nanti…?

Tau nggak bahwa pelajaran biologi di sekolah ngajar tentang detail bagimana tumbuhan melepaskan oksigen tapi kita nggak pernah diajar tentang pentingnya melepaskan pengampunan untuk orang lain?

Tau nggak bahwa pelajaran matematika di sekolah ngajar detail tentang trigonometri tapi nggak pernah ngajar kita gimana berterimakasih ke orang lain?

Tau nggak bahwa pelajaran ekonomi di sekolah ngajar tentang akuntansi dan laporan keuangan tapi nggak pernah ngajar kita tentang pentingnya memberi, pentingnya memberkati orang lain dengan apa yang kita punya?

Tau nggak bahwa pelajaran menggambar di sekolah ngajar menggambar ruang/perspektif tapi nggak pernah ngajar kita gimana berempati, mengerti perasaan orang lain, melihat sesuatu dari perspektif orang lain…?

Tau nggak bahwa fisika di sekolah ngajar hukum Newton, hukum gaya gravitasi, tapi nggak pernah ngajar kita dengan detail tentang hukum kasih? Bagaimana hukum kasih ini dapat bekerja untuk membuat kedamaian?

Tau nggak bahwa biologi di sekolah ngajar tentang cara kerja tubuh, jantung, hati, darah, tapi nggak pernah ngajar kita tentang kerendahan hati? Tentang pentingnya punya good attitude? Tentang submission?

Tau nggak bahwa pelajaran Bahasa di sekolah ngajarkan tentang makna konotasi, denotasi tapi nggak pernah ngajar kita tentang pentingnya membangun, menghibur dan menguatkan orang lain?

Aku sedih sekali kalo tau ada anak yang pinter banget, tapi ternyata nggak punya good attitude. Jago ngerjakan akuntansi tapi nggak pernah bisa memberi, nggak ngerti apa itu murah hati. Punya perspektif ruang yang bagus, tapi nggak pernah punya empati ke orang lain. Jagoan biologi tapi nggak tau tentang kerendahan hati. Jagoan matematika tapi nggak tau bagaimana berterimakasih. Pinter bikin program komputer tapi tau gimana menghargai orang lain. Pinter menulis tapi dengan gampang berbohong dan menyakiti orang lain dengan kata2nya. Aku sedih, sekaligus kasian… Kasian karena aku tau banget rasanya jadi anak yang kayak gitu. I’ll tell u, friends… Kalo aku bisa nyebut itu semua, simply because that was me 10 tahun yang lalu. Aku nggak tau bagaimana berterimakasih, bagaimana menghargai orang lain, bagaimana submit ke orang yang lebih tua, apa itu rendah hati, aku nggak peduli dengan orang lain, aku nggak tau apa itu memberi, aku pinter membuat kata2 yang bikin orang lain ngerasa bodoh… That’s what i’ve learned from school… Ngeri ya?

Tahukah kamu bahwa setelah kamu selesai sekolah (dengan segudang ilmu yang udah kamu dapet), ternyata ilmu yang udah kamu punyai sedikit sekali berperan dalam kehidupan kamu? Teman2 kamu lebih tertarik kalo kamu adalah orang yang murah hati ketimbang dengan kemampuan akuntansi yang kamu punyai. Lebih tertarik kalo kamu bisa menghargai orang lain ketimbang kepandaian matematika kamu. Lebih tertarik dengan kerendahan hati kamu ketimbang ilmu biologi yang kamu punyai. Nggak ada pembicaraan tentang bagaimana jantung memompa darah. Nggak ada pembicaraan tentang aturan sinus dan cosinus. Nggak ada pembicaraan tentang titik lenyap dalam bangun ruang. Nggak ada pembicaraan tentang percepatan gravitasi sebesar 9.8 m/det2. Nggak ada pembicaraan tentang ikatan kovalen. Nggak ada pembicaraan bahwa algoritma quick sort jauh lebih efisien ketimbang algoritma bubble sort.

Ketika kamu bisa menguatkan temen kamu, bisa menghibur temen kamu yang lagi ada masalah, maka temen kamu akan menghargai kamu meskipun nilai bahasa kamu di raport cuman 6. Ketika kamu bisa memberi dengan tulus kepada temen kamu yang kekurangan, maka temen kamu akan menghargai kamu meskipun kamu nggak pernah bisa bikin neraca yang balans. Ketika kamu nggak sombong, nggak egois, selalu rendah hati, maka temen kamu akan menghargai kamu walopun kamu nggak pernah bisa ngerti bagaimana jantung memompa darah hingga sampai ke hati. Ketika kamu selalu jujur dan mengatakan kebenaran, maka temen kamu akan menghargai kamu meskipun kamu nggak bisa ngerti apa beda past tense dengan past perfect tense…

So, friends… Ada hal yang jauuuhh lebih penting ketimbang sains2 yang kamu pelajari di sekolah. Yup, sains2 itu penting. Aku nggak akan bisa mengajar kalo nggak ngerti sains… Tapi di atas semua sains itu, ada yang namanya attitude. Tetep belajar di sekolah sebanyak mungkin… dan jangan pernah lupakan untuk belajar ber-attitude dengan baik.

Sumber:Seorang Guru yang tak pernah ku lupakan Wira,thx^^

Tidak ada komentar: